Strategi Pemasaran Produsen yang Berubah karena Marketplace

Strategi pemasaran bersifat dinamis artinya bisa berubah menyesuaikan perkembangan jaman dan keadaan pasar, namun hal yang perlu kita sepakati bersama adalah tidak ada cara “ajaib” untuk menguasai pasar, selain rajin promosi, pasang iklan menarik, analisa kebutuhan pasar, sesuaikan target pasar dengan produk kita, serta konsisten menjalankan semua itu.

Penulis masih ingat ketika kelas 1 SMP (sekitar tahun 2001 silam) kala itu pengenalan mata pelajaran IPS Ekonomi disekolah, dikenalkan dengan istilah produsen, distributor dan konsumen. Secara ringkasnya, produsen merupakan orang atau badan usaha yang kegiatannya menghasilkan produk untuk kebutuhan pasar, distributor merupakan orang / lembaga yang membeli produk dalam jumlah yang banyak dari produsen untuk dijual kembali (didistribusikan) ke pengecer atau bahkan ke konsumen langsung, sedangkan konsumen merupakan pembeli terakhir, atau orang yang memakai barang / jasa yang dijual atau sering disebut dengan end-user.

Strategi pemasaran produsen sebelum era marketplace merajai pasar adalah mencari sebanyak-banyaknya distributor untuk mendistribusikan produknya, namun setelah marketplace perlahan menguasai pasar, banyak produsen yang merubah strategi pemasaran dengan membuka official store di marketplace, turun langsung menjual produknya ke end-user, ketika produsen turun langsung menjual produknya ke konsumen, maka terjadilah perang harga yang tidak bisa dihindari, distributor sendiri perlahan namun pasti akan hilang karena akan kalah bersaing harga dengan produsen.

Ilustrasi Produsen Langsung menjual produk ke Konsumen

Salah satu faktor yang menyebabkan produsen turun langsung kepasar adalah banyak distributor yang tidak mau mengikuti perkembangan jaman, masih banyak yang berjualan secara konvensional, buka toko / kios, dan menunggu pembeli datang, saat ini bisa kita lihat banyak toko yang bangkrut karena pola beli masyarakat sudah terbiasa dengan online. Sampai kapan akan bertahan distributor yang seperti ini, kita tidak tahu tapi yang pasti akan ditinggalkan. Hal inilah yang juga dirasakan oleh Kayu Seru, Sebagai produsen memiliki keinginan untuk menjual lebih banyak produk dengan mengandalakan distributor yang cukup banyak, namun banyak juga distributor kami yang menjual masih dengan cara tradisional, menunggu pembeli datang di toko nya.

Kayu Seru sudah mencoba bertahan dengan strategi pemasaran cara lama, memberikan diskon lebih untuk distributor agar bisa bersaing, serta memberikan edukasi agar distributor Kayu Seru “melek” teknologi dan mencoba buka toko di marketplace, memanfaatkan sosial media seperti facebook, instagram, twitter, tiktok untuk promosi., namun keterbukaan perang harga di marketplace yang tidak bisa dihindari membuat distributor kami kalah bersaing harga dengan produsen lain yang terjun ke marketplace juga.

Kondisi ini yang membuat akhirnya Kayu Seru juga merubah strategi pemasaran dengan cara turun langsung jualan dimarketplace dengan harga yang sama dengan harga kami ke distributor (Jual ecer dengan harga grosir), bahkan disitus ini banyak harga produk yang kami turunkan agar bisa menghadapi era perang harga terbuka di internet, ibarat peribahasa “Gajah bertarung dengan gajah, pelanduk mati ditengah-tengah” Para gajah adalah produsen yang turun langsung ke konumen, pelanduk merupakan distributor yang berada ditengah-tengah antara gajah. Yang diuntungkan jelas konsumen karena akan mendapatkan harga terbaik langsung dari pabrik.

Perubahan strategi pemasaran para produsen ini jelas bertentangan dengan apa yang penulis pelajari di pelajaran Ekonomi waktu duduk dibangku SMP, namun penulis tidak menyalahkan guru Ekonomi waktu itu, karena saat itu tidak ada yang namanya marketplace (bahkan mungkin ide marketplace sendiri belum ada saat itu) memang jaman nya berbeda, perilaku manusianya berbeda. Penulis berharap untuk para distributor tetap semangat menciptakan ide kreatif guna menghindari perang harga, misalnya dengan mencoba kombinasikan produk dari produsen A dengan produsen B menjadi satu pruduk bundling yang belum ada dipasaran. Contohnya adalah mengkombinasikan puzzle kayu, baju anak dan box yang bagus untuk menghasilkan produk hampers, atau ide lain dengan strategi pemasaran yang lebih kreatif agar usaha menjadi distributor tidak hilang tergerus kemajuan teknologi.

— DEDDY SOFYANDI – PEMILIK KAYU SERU —

Produk Terbaru Kami

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kirim WhatsApp