Kesalahan Strategi Produsen Untuk Menguasai Pasar

Untuk menguasai pasar, kita harus memahami yang namanya peta persaingan bisnis, didunia digital, ecommerce merajalela, apalagi dengan hadirnya raksasa marketplace di Indonesia, membuat peta persaingan semakin berat, sebuah kesalahan yang secara sadar dilakukan oleh banyak produsen adalah ketetapan harga jual produk, mungkin ini merupakan salah satu strategi produsen yang mungkin juga maksudnya bertujuan untuk menguasai pasar, tapi strategi itu justru malah membuat produsen itu sendiri sulit berkembang.

Ketetapan harga jual merupakan faktor vital dalam usaha, produsen pastinya sudah melihat, berapa kompetitor menetapkan harga jual produk yang mirip dengan produk kita, dan berapa harga yang pantas kita lepas ke pasaran agar bisa bersaing. salah satu strategi produsen yang lain adalah membuat level harga, biasanya produsen membagi harga jadi tiga kelompok, harga untuk reseller, harga untuk agen dan harga untuk distributor.

Nah, pada pembagian level customer ini lah yang kebanyakan produsen lupa memperhatikan harga jual terendah untuk dilepas di pasaran. sebagai ilustrasinya, misalkan produsen mainan edukatif menetapkan diskon produk nya dibagi 3 kategori, yaitu :

  • Reseller / Dropship, akan mendapatkan potongan harga senilai 30%, dengan syarat belanja awal minimal Rp. 200.000,- belanja selanjutnya beli berapa saja sudah dapat potongan.
  • Agen, akan mendapatkan potongan sebesar 40% dengan syarat belanja awal Rp. 5.000.000,- belanja selanjutnya bebas
  • Distributor akan mendapatkan potongan harga 50% dengan syarat belanja awal sebesar Rp. 20.000.000.

ilustrasi pembagian diskon diatas cukup adil sesuai dengan modal awal customer, namun ada yang lupa yaitu penetapan harga jual terendah. sebagai contoh, produk seharga Rp. 200.000, bagi reseller paling minim menjual produk itu dengan harga Rp. 150.000,- masih ada untung Rp. 10.000,- (modal nya Rp. 140.000 – Harga produk Rp. 200.000,- dikurangi diskon reseller 30%)

Namun apa yang terjadi dilapangan? produk yang harga pricelist nya Rp. 200.000,- bisa ditemukan di Marketplace ada yang menjual seharga Rp. 120.000,- ini jelas akan mematikan reseller, reseller mana mungkin bisa menjual sama diharga Rp. 120.000 sedangkan harga modal yang didapat Reseller adalah 140.000. lama kelamaan reseller akan hilang karena tidak bisa bersaing, paling hanya membatin dalam hati

“Enak ya punya modal besar, bisa jadi agen dapat diskon 50% bisa jual dengan harga miring”

Nah, banyak produsen yang tidak meperhatikan hal kecil seperti ini, seharusnya produsen mentapkan harga terendah agar harga produk tidak jatuh dipasaran dan para reseller bisa tetap hidup, karena reseller merupakan ujung tombak yang harus dijaga, produsen seharusnya mengadakan inspeksi, cek ke marketplace harga jual produknya apakah sudah sesuai dengan harga terendah yang diberikan atau ada agen / distributor nakal yang banting harga sampai dibawah modal reseller. Jika ada agen / distributor nakal seharusnya diperingati atau tidak lagi disuplay barangnya.

Kan enak jika produk kita harganya tidak jatuh dipasaran, misalkan produk yang harga pricelistnya Rp. 200.000,- ditetapkan harga jual terendahnya adalah Rp. 160.000,- baik agen, reseller dan distributor yang ikut jualan di marketplace akan bersaing secara sehat, mentoknya ya mereka kasih harga standar terendah, mungkin cara mempromosikan produknya saja masing-masing yang akan jadi pembeda, itu masalah kreatifitas penjual, yang terpenting semuanya dapat hidup tanpa sikut-sikutan harga.

 

— Deddy Sofyandi —


Produk Terlaris

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kirim WhatsApp